Kamis, 02 Februari 2012

Anak Cahaya Mata, Cahaya Surga

Beberapa waktu yang lalu, putri kecil teman saya, Ibu Ianah Khoiriyah, yang bernama Nadya berpulang ke rahmatullah. Sedih mendengar berita duka yang datangnya begitu tiba-tiba. Meski lama tak pernah bersua, karena kesibukan masing-masing, kami (juga teman-teman satu angkatan) merasa kehilangan dan turut berduka.

Anak adalah permata bagi setiap orang tua. Harta yang tiada ternilai. Memperoleh materi yang berlimpah tak sebanding dengan mendapatkan karunia seorang anak. Terlebih jika anak yang dirizkikan Allah kepada kita adalah anak yang sehat, sempurna fisik dan mentalnya. Niscaya menjadi cahaya mata, penyejuk pandangan bagi setiap orang yang melihatnya. Setiap mimik wajahnya, tingkah lucunya, menyenangkan! Sungguh menyenangkan!

Anak juga amanah, titipan Allah. Kelak kita sebagai ortu akan diminta pertanggungjawaban atas tugas kita mengasuh dan mendidik mereka. Jika kita sukses mengantarkan anak-anak kita menjadi generasi yang shalih, pahala keshalihan anak-anak kita akan terus mengalir meski kita, orang tuanya, telah meninggal. Itu ketetapan 
yang dijanjikan Allah dan Rosulnya. Karenanya, selelah apa pun kita menghandle anak-anak kita, jangan khawatir kelelahan itu akan berbuah kebaikan di dunia dan surga di akhirat.

Lekat sekali dalam ingatan sederet kalimat pada pesan singkat balasan suami saat saya menyampaikan kelelahan fisik dan pikiran mengasuh dan mendidik anak-anak kepada beliau. "Sabar ya mi.. Sekarang saatnya kita menanam, memang terasa berat dan melelahkan. Tapi nanti di saat menuai semua capek akan hilang." Berlinang air mata saya membaca sms tersebut. Saya merasa belum 'menanam' dengan baik. 

Sementara itu, anak-anak yang meninggal sebelum usia baligh, sudah barang tentu surga tempat kembalinya. Dan yang menakjubkan, mereka kelak di akhirat akan merengek memohon kepada Allah agar kedua orang tua mereka juga dimasukkan ke dalam surga. Mereka tidak mau beranjak kecuali kedua orang tua mereka masuk ke dalam surga.

Subhanallah, sungguh beruntung para orang tua yang sabar, ikhlas, dan penuh semangat mengasuh dan mendidik anak-anak mereka. Manakala anak-anak tumbuh besar, ada pahala untuk orang tua. Sementara manakala anak-anak meninggal sebelum baligh, menjadi tabungan pula bagi orang tua. Sungguh, investasi yang berlipat-lipat nilainya, tidak bisa dibandingkan dengan deposito atau investasi lain. Karena investasi ini surga hasilnya.

(untuk Ian, semoga Ian dan keluarga diberi ketabahan, kesabaran, keikhlasan, jg kekuatan menerima ujian ini. insyaAllah, Allah akan mengganti semua kesedihan dengan yang lebih baik jg mengangkat derajat orang-orang yang bersabar. Mohon maaf, hanya do'a yang dapat aku panjatkan dari jauh. Salam kangen selalu.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar