Jumat, 03 Februari 2012

Ga Mau ke Surga


Suatu malam menjelang tidur jundi kecil saya tiba-tiba bertanya tentang surga.

"Mi, nanti di surga bos tidur di mana?" 

"Tentu di kasur yang sangat empuk dan nyaman. Bos bisa loncat-loncat seperti main trampolin. Loncatnya jauh lebih tinggi dari trampolin atau kasur kita sekarang."

"Ada AC-nya ga di surga?"

"Di surga udaranya sudah sejuk sayang"

"Bos ga mau ke surga ah. Bos mau tidur di kasur ini aja. Di kamar ini aja. Ga mau tidur di surga"

Mendengar statemen tersebut saya hanya tersenyum :)

Anak-anak memang belum memahami gambaran surga yang begitu indah. Apa yang mereka miliki saat ini, kesenangan yang mereka lihat dan mereka rasakan enggan untuk dilepaskan. Mereka belum memahami hakikat hidup yang sesungguhnya. Bahwa hidup itu hanyalah sementara. Bahwa hidup itu adalah jalan untuk meraih kebahagiaan hakiki yaitu surga-Nya.

Seperti halnya anak-anak yang akalnya belum sempurna, banyak orang (dewasa) lupa bahkan tidak mau tahu, bahwa hakikat hidupnya adalah ibadah. Mereka menjual surga Allah dengan kesenangan materi yang sedikit. Mereka mencintai dunia dan takut mati. 

Sungguh haq apa yang telah Rosulullah beritakan jauh sebelum masa itu datang. Yaitu masa di mana jumlah kaum muslim banyak namun kondisi mereka saat itu seperti buih di lautan, terombang-ambing sehingga mudah sekali dikalahkan. Mereka telah dihinggapi penyakit wahn, yaitu cinta dunia dan takut mati.  

Masa itu kini tampak nyata. Hari ini para pejabat, mulai kelas teri sampai kakap berlomba-lomba menumpuk harta dengan jalan tak halal (korupsi dkk). Memerangi korupsi hanyalah formalitas karena kenyataannya korupsi makin menjadi.

Ingatlah wahai kaum muslim, materi yang melimpah tidak dapat dibandingkan dengan surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Mengejar surga Allah jauh lebih mulia dan layak dibanding mengejar materi (dengan jalan pintas dan buas). Jangan sampai diri kita termasuk ke dalam golongan mereka yang enggan masuk surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar